Kenapa Planet Pluto Bisa Menghilang

Kenapa Planet Pluto Bisa Menghilang

Rekomendasi Buku Terkait

Satelit Alami (Bulan)

Satelit alami adalah benda langit yang mengorbit sebuah planet atau benda langit lainnya yang lebih besar. Bulan adalah contoh satelit alami Bumi. Satelit alami dapat memiliki berbagai ukuran dan komposisi, mulai dari bulan berbatu seperti Bulan kita hingga bulan es seperti beberapa satelit Jupiter dan Saturnus. Mereka memainkan peran penting dalam sistem planet, mempengaruhi pasang surut laut, menstabilkan rotasi planet, dan bahkan dapat memiliki atmosfer sendiri.

Kekuatan gravitasi Pluto tidak cukup kuat untuk disamakan dengan gravitasi minimal dari sebuah planet

Delapan planet yang ada di tata surya kita merupakan objek luar angkasa yang memiliki kekuatan gravitasi yang cukup untuk dianggap planet. Ya, gravitasi merupakan salah satu syarat mutlak atau tolok ukur bagi sebuah klasifikasi objek di alam semesta. Gravitasi besar biasanya dimiliki oleh bintang dan lubang hitam atau black hole.

Planet dengan massa yang lebih kecil akan memiliki gravitasi yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan kekuatan gravitasi pada bintang dan lubang hitam. Namun, khusus untuk Pluto, kekuatan gravitasinya memang tidak cukup untuk disejajarkan dengan kekuatan gravitasi minimal sebuah planet secara umum.

NASA mencatat bahwa kekuatan gravitasi Pluto hanya satu per lima belas dibandingkan dengan kekuatan gravitasi Bumi. Jadi, jika berat badan kita di Bumi 75 kg, di Pluto berat badan kita menjadi 5 kg. Kecilnya kekuatan gravitasi Pluto memang tidak memungkinkan baginya untuk dianggap planet.

Oh ya, kekuatan gravitasi Pluto juga jauh lebih kecil dibandingkan gravitasi Bulan. Dalam tata surya kita, kekuatan gravitasi sebuah objek ditetapkan dalam satuan m/s kuadrat. Angka minimal sebuah gravitasi planet adalah 3,7 dan angka tersebut dipegang oleh Planet Merkurius. Sementara, Jupiter adalah planet dengan gravitasi terkuat, yakni 24,92. Bumi sendiri memiliki kekuatan gravitasi sebesar 9,8.

Tentu saja kekuatan gravitasi terbesar di tata surya kita adalah gravitasi Matahari yang mencapai 274. Bandingkan dengan Pluto yang hanya memiliki kekuatan gravitasi sebesar 0,58. Tentu, gravitasi Pluto sangatlah timpang jika dibandingkan dengan planet-planet lainnya. Ini sebabnya Pluto dianggap sebagai dwarf planet dan bukan planet normal layaknya planet-planet lainnya.

Itulah beberapa alasan sains di balik keputusan ilmuwan yang menyatakan bahwa kenapa Pluto tidak termasuk planet. Bagaimana denganmu? Apakah kamu setuju bahwa Pluto tidak lagi dianggap planet?

Baca Juga: 5 Bukti Bumi Mirip dengan Planet-planet di Tata Surya, Semirip Apa?

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Pluto yang biasa dikenal sebagai planet terkecil dalam tata surya saat ini sudah kehilangan predikat tersebut. Bukan karena ukuran dari planet ini berubah ataupun muncul planet lain yang lebih kecil. Alasan dibaliknya adalah sebutan planet sudah tidak lagi disematkan bagi Pluto.

Pada tahun 1930, astronom Amerika yaitu Clyde Tombaugh menemukan Pluto dan menjadikannya sebagai planet kesembilan dalam tata surya. Namun, pada tahun 2006 Pluto sudah tidak lagi digolongkan menjadi sebuah planet.

Perubahan yang dilakukan terhadap Pluto terjadi akibat perubahan pada definisi dari sebuah planet. Ternyata, Pluto tidak memenuhi definisi dari planet yang didasarkan pada perubahan tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kriteria Disebut Planet

Aturan baru terkait sebuah planet diadopsi dari International Astronomical Union. Berikut syarat yang harus dipenuhi untuk menjadi sebuah planet:

Sebuah planet pasti bulat

Sebuah planet harus mengorbit pada matahari

Sebuah planet harus membersihkan lingkungan dari orbitnya. Artinya pada saat sebuah planet bergerak, gravitasinya harus mampu untuk membersihkan ruang di sekitarnya dari objek lain. Beberapa objek yang dibersihkan itu dapat saja menabrak planet tersebut ataupun menjadi bulan bagi planet tersebut.

Asal Mula Terjadinya Alam Semesta, Galaksi, Tata Surya, dan Kita

Manusia berusaha mencari tahu asal mula dirinya dan segalanya sejak dulu. Penelitian sains telah mengungkapkan bahwa asal mula manusia bukan hanya dari Bumi, melainkan juga bintang-bintang dan alam semesta. Kisah asal mula kita merentang sampai awal waktu serta kelahiran ruang dan seluruh zat. Asal Mula menceritakan bagaimana terjadinya alam semsta, bintang-bintang, planet-planet, dan kehidupan berdasarkan temuan-temuan sains, yang menunjukan betapa megahnya kosmos dan bagaimana kedudukan kita di dalamnya.

Debu dan Gas Antarplanet

Debu dan gas antarplanet adalah partikel-partikel kecil dan molekul gas yang tersebar di seluruh Tata Surya. Debu ini berasal dari berbagai sumber, termasuk tabrakan asteroid, komet yang menguap, dan ejecta vulkanik dari bulan-bulan tertentu.

Tata surya terletak di galaksi Bima Sakti dan merupakan satu dari miliaran sistem planet dalam galaksi kita. Studi tentang tata surya membantu kita memahami asal-usul, evolusi, dan karakteristik benda langit yang mengitarinya, serta memberikan wawasan tentang kemungkinan kehidupan di luar Bumi.

Rekomendasi Buku Terkait

Alasan Pluto Tak Lagi Disebut Planet

Pluto masih memenuhi syarat pertama dan kedua, yaitu berbentuk bulat dan juga mengorbit pada matahari. Namun, Pluto tidak memenuhi syarat ketiga dari sebuah planet.

Pluto tidak mampu membersihkan lingkungan orbitnya dalam ruang hampa. Oleh karena itu, Pluto akhirnya kehilangan predikatnya sebagai planet terkecil dalam tata surya.

Kendati demikian, Pluto masih memiliki julukan lain yang sangat unik yaitu "planet kerdil". Julukan itu diberikan karena Pluto sudah memenuhi dua unsur untuk menjadi planet, namun masih kurang sempurna untuk menjadi sebuah planet.

Para ilmuwan pun menemukan, terdapat lima planet kerdil yang sudah ditemukan, termasuk Pluto. Para ilmuwan tentunya mengharapkan akan lebih banyak lagi planet kerdil yang akan ditemukan di kemudian hari.

Adapun planet kerdil yang dimaksud berada di luar Neptunus, yakni Pluto, Mekamake,Heumea, dan Eris. Kemudian planet kerdil kelima yaitu Ceres yang keberadaannya diketahui di sebuah asteroid sabuk yang terletak di antara Jupiter dan Mars.

Setelah mengetahui alasan dibalik Pluto yang tidak lagi disebut sebagai sebuah planet, ketahui juga berikut beberapa fakta yang dimiliki oleh Pluto:

Pembentukan awal Pluto yang berbeda dengan pembentukan planet pada umumnya

Pluto memang berbentuk bulat dan bergerak mengelilingi Matahari. Namun, kedua hal itu belum cukup untuk mengukuhkan Pluto menjadi sebuah planet dalam tata surya kita. Kemungkinan besar, pada zaman dulu, pembentukan Pluto tidaklah sama dengan pembentukan awal-awal planet di tata surya kita, seperti diulas dalam laman Space.

Sekitar 4,6 miliar tahun lalu, tata surya hanyalah kumpulan gas dan awan debu yang dikenal sebagai nebula. Gaya gravitasi yang cukup masif meruntuhkan dan melekatkan objek-objek angkasa menjadi sebuah bintang besar di tengah nebula bernama Matahari. Nah, dengan adanya Matahari, partikel lainnya juga mulai berkumpul dan berputar membentuk bulatan objek angkasa lainnya.

Pluto terbentuk dari batuan padat dan kemungkinan menjadi yang pertama terbentuk dalam pembentukan di awal-awal tata surya kita. Batuan besar (cikal bakal Pluto) tadi memiliki gravitasi yang cukup untuk mengikat material seperti es dan gas untuk berkumpul dan membentuk bulatan mirip planet.

Namun, pada proses selanjutnya, Pluto telah gagal menghasilkan massa yang cukup untuk membentuk sebuah gaya gravitasi besar layaknya planet-planet utuh lainnya. Studi mengenai pembentukan awal planet kerdil ini memang baru di teliti di zaman modern. Dengan pembentukan "setengah matang" ini, Pluto menjadi objek paling unik di tata surya kita.

Keunikan Pluto tersebut juga diamini oleh Scott Kenyon, seorang ahli astronomi dan fisikawan dari Harvard Smithsonian Center. Faktanya, dengan ukuran kerdilnya, objek seperti Pluto masih tetap berada dalam orbitnya meskipun belum dikatakan sempurna layaknya orbit planet lainnya.

Baca Juga: 7 Fakta Unik Makemake, Planet Katai Dingin yang Masa Orbitnya 3 Abad

Mengapa Pluto Tidak Termasuk Planet Terkecil dalam Tata Surya?

Nah Grameds, mungkin akan timbul pertanyaan di benak kamu seperti “kok bukan Pluto ya planet terkecilnya? Kenapa malah Merkurius?” Gramin akan bantu menjawab pertanyaan kamu tersebut.

Pluto tidak termasuk dalam kategori planet terkecil dalam tata surya karena pada tahun 2006, Persatuan Astronomi Internasional (IAU) mengubah definisi resmi tentang apa yang dimaksud dengan sebuah planet. Menurut definisi baru ini, sebuah benda langit harus memenuhi tiga kriteria untuk diklasifikasikan sebagai planet:

Pluto memenuhi dua kriteria pertama, yaitu mengorbit matahari dan memiliki bentuk bulat. Namun, Pluto tidak memenuhi kriteria ketiga karena orbitnya berada di wilayah yang penuh dengan benda-benda lain di Sabuk Kuiper, yang merupakan wilayah yang penuh dengan objek kecil dan es di pinggiran tata surya. Oleh karena itu, Pluto tidak dianggap telah “membersihkan” lingkungannya dari benda-benda lain.

Sebagai hasil dari perubahan definisi ini, Pluto diklasifikasikan sebagai “planet kerdil” (dwarf planet). Selain Pluto, ada beberapa planet kerdil lain yang telah diidentifikasi di tata surya, seperti Eris, Haumea, Makemake, dan Ceres.

Nah, Grameds, itulah tadi petualangan kita menjelajahi Jupiter si raksasa gas dan Merkurius si planet mungil. Keren banget, kan, bagaimana Tata Surya kita menyimpan begitu banyak keajaiban? Semoga artikel ini bisa menambah wawasan dan rasa ingin tahu kalian tentang alam semesta yang menakjubkan ini. Jangan lupa untuk terus membaca dan belajar, ya! Sampai jumpa di artikel menarik lainnya, Grameds!